Pada artikel dibawah ini;
* Menciptakan kekuatan pada jaringan keagenan",
Disebutkan bahwa, Untuk menciptakan kekuatan jaringan penjualan atau distribusi barang bisa dilakukan dengan dua hal, Yaitu:
* Menciptakan kekuatan pada jaringan keagenan",
Disebutkan bahwa, Untuk menciptakan kekuatan jaringan penjualan atau distribusi barang bisa dilakukan dengan dua hal, Yaitu:
- Membangun hubungan baik dengan jaringan penjualan keagenan pada level bawah atau pengecer agar bisa melakukan penilaian kelayakan dan kemauan dari agen- agen tersebut untuk menjadi agen level atas.
- Mengumpulkan informasi dari jaringan penjualan atau distribusi barang level bawah guna disampaikan kepada jarinagan penjualan atau distribusi barang level yang paling tinggi. Hal ini untuk memberikan pengalaman penjualan yang lebih baik kepada jarinagn penjualan keagenan pada level atas atau grosir terhadap informasi yang sudah dikumpulkan pemilik merek.
Cara membangun kekuatan jaringan penjualan atau distribusi barang diatas bisa dilakukan pemilik merek dari nol dengan dua strategi:
Memilih Jaringan penjualan atau Distribusi Barang Keagenan level tertinggi dahulu
Dalam strategi ini, pemilik merek langsung membuka kerjasama dengan Jarinagan penjualan atau saluran distribusi barang level tertinggi atau grosir yang sudah memiliki banyak jaringan penjualan pengecer dibawahnya, Dengan harapan, untuk awal- awal usaha omset akan terdongkrak naik dan penyebaran produk bisa lebih cepat serta biaya operasional penjualan diawal usaha bisa ditekan seminim mungkin, namun tetap memberikan hasil yang optimal. Disini perbandingan omset awal dan biaya operasional akan terlihat lebih besar omsetnya.
Setelah terjadi kerjasama dengan jaringan penjualan atau saluran distribusi pada level atas yang mempunyai jaringan penjualan banyak dan luas, selanjutnya pemilik merek melakukan dua usah diatas, yaitu membina hubungan baik dengan salurana distribusi level bawah serta mengumpulkan informasi pasar yang relefan langsung dari saluran distribusi level bawah atau pengecer guna disampaikan kepada saluran distribusi level atas atau grosir.
Memilih Jaringan Penjualan atau Saluran Distribusi level bawah atau Pengecer dahulu
Dalam strategi yang kedua ini, Pemilik merek akan membuka kerjasama dengan banyak Jaringan penjualan atau saluran distribusi barang pada level bawah atau pengecer yang mempunyai jaringan sedikit atau bahkan belum mempunyai jaringan sama sekali. Selanjutnya dari semua Jaringan saluran distribusi barang pengecer yang ada akan dikelola dan dilakakukan penilaian. Penilaian meliputi;
- Perkembangan jumlah jaringan distribusi dibawahnya.
- Perkembangan omset dari waktu -kewaktu.
- Kredibilitas pembayaran.
- Kesetiaan terhadap merek.
- Minat untuk menjadi saluran distribusi dalam bentuk grosir.
- Kerjasama dalam arus informasi dengan pemilik merek.
- Pengelolaan barang.
Setelah dilakukan penilaian dari waktu- kewaktu terhadap semua jaringan penjualan yang dikelola, Kemudian dibuat rangking. Dan berdasarkan rangking yang sudah dibuat pemilik merek tersebut, Selanjutnya baru memunculkan dan memberikan kesempatan kepada jaringan saluran distribusi dengan rangking nilai tertinggi dari masing- masing area untuk menjadi grosir atau agen tertinggi. Dimana saluran distribusi yang diberi kesempatan menjadi agen level atas atau grosir ini, kemudian akan mengelola agen- agen level dibawahnya atau pengecer. Konsekwensi dari strategi ini adalah biaya operasional awal memulai usaha akan tinggi, sedangkan omset akan bervasiasi.
Dari dua strategi diatas, Masing- masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun jika dirasakan, Strategi yang kedua akan memberikan kekuatan lebih baik kepada pemilik merek dalam membuat kebijakan serta penerapannya, Karena pemilik merek akan lebih mengenal kedua level, baik level yang ditunjuk menjadi agen level atas atau grosir maupun agen- agen dibawahnya atau pengecer.