Langsung ke konten utama

Definisi Retur Penjualan Dan Sebab Barang diretur Serta Pengaruhnya

+Pengertian retur penjualan, +Sebab barang diretur
Dalam dunia penjualan, kita sering mendengar istilah retur penjualan, Apalagi bagi seorang tenaga penjualan atau sales pasti akan sering mendengar istilah tersebut. Sebelum melanjutkan pembahasan tentang retur, Tidak ada jeleknya kalau kita mengerti dulu apa itu retur penjualan.

Definisi atau pengertian retur penjualan : Barang dagangan yang
diterima kembali oleh fihak pemasok atas pengembalian barang dari  fihak pengorder karena suatu alasan dan atau sebab tertentu.


 Beberapa alasan atau sebab kenapa barang retur.

  1. Barang rusak atau cacat.
  2. Barang tidak sesuai pesanan.
  3. Barang tidak laku ditoko..

Untuk Barang rusak atau cacat dan barang tidak sesuai pesanan memang sewajarnya diretur atau ditukar, kenapa..? 
  1. Untuk barang rusak atau cacat memang semestinya harus diretur, karena jika barang tetap dipaksakan untuk dijual dengan harga normal akan berpengaruh terhadap kredibilitas toko maupun produsen.
  2. Untuk barang tidak sesuai pesanan, sewajarnyalah toko meretur atau mengembalikan produk tersebut, karena memang toko tidak menginginkan produk bersangkutan. Mungkin toko mempunyai pandangan atau pengalaman terhadap produk tersebut diwaktu yang lalu, dimana produk tersebut memang kurang laku.
Namun yang tidak kalah penting untuk kita perhatikan lebih lanjut adalah, jika toko melakukan retur atau tukar barang karena produk bersangkutan tidak laku. Dimana produk tersebut tidak rusak atau tidak cacat dan juga sudah sesuai pesanan. Jika sebagai sales atau produsen  menolak atau  tidak mau menerima kira-kira apa yang akan terjadi...?

Yang jelas akan menjadi resiko toko, dimana toko akan membayar barang dagangan yang perputaran penjualannya lambat atau bahkan tidak laku. Lalu apa pengaruhnya terhadap produsen jika menolak retur untuk produk tidak laku tersebut...?
  1. Untuk saat tersebut  memang menguntungan, dimana produsen tidak akan kebebanan potongan dari retur untuk pembayaran tagihannya, Jadi pembayaran yang diterima penuh sesuai tagihan.
  2. Untuk waktu akan datang  mungkin akan menjadi masalah, inilah yang perlu kita perhatikan dan dipertimbangkan oleh produsen, kira-kira masalah apa yang akan muncul diwaktu mendatang..?. Jika berdasar pengalaman produk tidak laku yang menjadi resiko dimasa lalu, kemungkinan besar toko tidak akan berani untuk belanja produk dari produsen bersangkutan, Dengan adanya hal ini, produsen akan kehilangan peluang atau kesempatan untuk mendispaly produk ditoko tersebut, jika ini terjadi berarti produsen kehilangan peluang untuk mendapat omset dari toko bersangkutan. Dan yang lebih parah, bisa-bisa produsen kehilangan kerjasama dengan toko bersangkutan. Tentu produsen juga tidak menginginkan hal ini terjadi.
Lalu apa yang akan terjadi jika retur penjualan untuk produk tidak laku tersebut diterima pemasok atau produsen...?

Bagi toko hal ini akan mengurangi resiko kerugian akibat adanya stok tidak laku, dan akan mengurangi kewajiban pembayaran terhadap produser atau pemasok bersangkutan. Jika hal ini terjadi, toko tidak akan takut untuk belanja kembali.

Lalu apa pengaruhnya terhadap produsen atau pemasok..?
  1. Untuk waktu tersebut memang merugikan,  karena pembayaran yang diterima akan dikurangi retur barang tidak laku tersebut. Jadi pembayaran yang diterima tidak akan penuh, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap cash flow pemasok.
  2. Untuk waktu mendatang mungkin akan menjadi solusi bagi pemasok atau produsen dalam membuat produk yang tepat, Kenapa bisa menjadi solusi..? Karena dengan adanya retur penjualan, pemasok atau produsen bisa melakukan evaluasi terhadap produk tersebut, kenapa produk tidak laku, apakah karena harganya mahal, modelnya kurang menarik (untuk produk fashion), apa karena salah dalam perencanaan strategi pasar atau mungkin masalah lainnya. Dan jika pemasok atau produsen berhasil mengevaluasi dengan benar, maka akan bisa meyakinkan toko untuk menjual kembali produknya. jadi kemungkinan kehilangan mitra atau relasi kerjasama bisa ditekan. Misal untuk produk fashion,  Produsen akan bisa membuat produk yang diterima konsumen, Dan bisa menentukan cara promosi atau iklan yang benar dan bisa diterima calon konsumen serta tidak membuat konsumen kecewa dengan apa yang dijual.                                                                                                                                                       Dan yang harus kita perhatikan, Bahwa retur penjualan akan dapat meningkatkan omset penjualan kita. Bagaimana caranya?, Silahkan baca pada artikel dibawah ini;                                                                                                                                                                             * Meningkatkan Omset Penjualan
Demikian artikel marketing dan penjulan dari Go Klaten Jualan Go dengan tema definisi retur penjualan dan penyebab barang diretur serta pengaruhnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Saudara juga bisa kunjungi artikel menarik lainnya dibawah ini;


Postingan populer dari blog ini

Analisa Strategi Promosi Koperasi Simpan Pinjam Yang Menawarkan 5 Menit Cair

Strategi promosi koperasi simpan pinjam merupakan garis arah atau cara untuk bertindak guna mencapai tujuan promosi yang telah ditetapkan dengan pertimbangan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang ada, Diharapkan strategi yang dijalankan koperasi simpan pinjam bisa tercapai dengan optimal. Saat sedang jalan atau duduk disuatu tempat, Mungkin kita pernah melihat banner promosi koperasi simpan pinjam yang dengan jelas mencantumkan kalimat promosi " Koperasi simpan pinjam tanpa jaminan" . Atau juga ada yang dengan menyebutkan " Dengan jaminan BPKB ". Selain kekuatan diatas, Tidak sedikit koperasi simpan pinjam menggunakan kalimat " 5 Menit cair ". dalam banner promosinya. Beberapa kalimat promosi tersebutmerupakan kekuatan dalam menjalankan strategi promosi koperasi simpan pinjam.  Dalam promosi, Menyampaikan kekuatan yang dimiliki adalah wajib. Karena ini merupakan daya tarik bagi calon

Arti dan Perbedaan Baju Dres, Blus dan Kemeja

Istilah Baju Dres, Kemeja atau blus mungkin sudah tidak asing lagi didunia fashion, Apalagi bagi kita yang sering berhubungan dengan baju, Pakaian atau busana. Karena istilah diatas merupakan kata-kata untuk menyebut kategori pakaian. Walaupun sering mendengar istilah diatas didunia fashion, Mungkin sebagian dari kita ada yang belum tahu apa itu blus, Baju Dres dan kemeja. Hal ini terjadi karena kita sering menggunakan istilah umumnya, Yaitu baju, Pakaian atau busana. Apa arti Baju  Dress, Blus dan kemeja? Pengertian Baju Dres Baju Dres adalah Baju terusan yang terdiri dari atasan dan bawahan ( rok ) yang menyatu. Jadi bukan berdiri sendiri yang terdiri dari satu atasan dan satu bawahan ( Rok ). Dan pada dasarnya Baju dres merupakan baju ( Atasan ) dan rok yang menjadi satu kesatuan atau tidak berdiri sendiri-sendiri. Dari segi ukuran panjang, Dress terdiri dari mini dress/short dres, Midi dress dan long dress. Untuk dres muslim ( Baju muslim ) ada tunic. Pemb

Pengertian Sweater, Cardigan, Rompi, Bolero dan Blazer

Dalam dunia fashion dan Busana, Kita sering mendengar istilah sweater, Cardigan, Rompi, Bolero dan Blazer. Karena beberapa istilah dari busana diatas merupakan sesuatu yang sangat umum dimasyarakat. Cardigan, Blazer dan bolero merupakan bagian berbusana yang diperkirakan akan mampu memberikan warna tersendiri untuk trend baju 2015. Bahkan tidak sedikit yang menyebutkan bahwa baju wanita dengan sentuhan atau kombinasi blazer, Bolero dan cardigan akan berpeluang menjadi trend baju wanita 2015. Walaupun kita sering mendengar sebutan pakaian diatas, Yaitu cardigan, Blazer, Bolero, Rompi dan sweater, Namun tidak sedikit dari masyarakat yang belum mengerti apa itu cardigan, Blazer, Rompi, Bolero dan sweater. Berikut adalah pengertiannya; Sweater  Pengertian sweater atau juga sering disebut pullover, Jumper, Jersey adalah bagian dari pakaian yang difungsikan untuk menutup badan dan lengan, Dan umumnya menggunakan bahan yang cenderung berat serta bisa menyerap keringat. Car

"HARGA AMBYAR" Kalimat Promosi Untuk Obral Barang Sisa Lebaran 2020

Tidak sedikit pengusaha toko atau pedagang yang mengeluhkan menurunnya omset penjualan pada saat lebaran tahun 2020. Hal ini tentu bisa dimaklumi, karena datangnya covid19 sangat berpengaruh pada omset dagang yang dikelolanya.    Dengan kejadian diatas, Tentu akan mengakibatkan adanya sisa stok barang yang lebih banyak jika dibandingkan dengan even lebaran tahun 2019. Dan ini memunculkan PR tersendiri bagi pedagang agar stok barang yang ada bisa terjual. Namun ini tidak mudah, Kenapa?, Diakui apa tidak, saat sekarang daya beli sebagian penduduk mengalami penurunan.   Pada artikel kali ini, Blog Marketing dan busana akan membahas tentang bagaimana menjual produk sisa lebaran 2020 dari segi kalimat promosi yang digunakan.   Untuk mengimbangi daya beli penduduk yang turun, Tentu harga harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Kecuali untuk produk kebutuhan pangan. Salah satu cara adalah dengan jual obral sisa stok lebaran 2020. Seperti apa kalimat promosi untuk obral barang sisa lebaran

Cara Menghitung Jumlah Maksimal Retur Penjualan Ideal Berdasar Harga Pokok Penjualan

Seperti telah disebutkan pada posting sebelumnya, Bahwa dalam menentukan jumlah maksimal retur menggunakan dasar penentuan jumlah dan persentase retur ideal. Salah satu dasar penentuan atau batasan jumlah atau persentase retur penjualan yang ideal adalah dengan berdasar harga pokok penjualan barang.  Apa saja dasar dalam menentukan batasan retur ideal?, Saudara bisa baca pada artikel dibawah ini; *   dasar penentuan jumlah dan persentase retur idea l Disini harga pokok penjualan digunakan sebagai rambu-rambu untuk memberikan kebijakan batasan jumlah maksimal retur.  penjualan agar tidak  berpengaruh negatif atau menimbulkan kerugian pada perusahaan. Agar penentuan batasan jumlah maksimal retur tidak merugikan perusahaan, Tentunya perlu dilakukan perhitungan yang matang dan benar agar memberikan hasil yang optimal. Dan perhitungan dari satu perusahaan dengan perusahaan yang lain akan cenderung berbeda, Hal ini disebabkan karena perbedaan kebijakan biaya yang berhubu